Beranda

Kamis, 14 April 2011

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)




LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENGGUNAAN ALAT PERAGA SERTA METODE LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP  MATERI OPERASI PEMBAGIAN PECAHAN
DAN
PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING SERTA MEDIA VCD
 UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK ANAK



Add caption


Penyusun  :
Nama                          : PANGGIH
NIP                             : 132 042 718 
Jabatan                      : Guru SD


SEKOLAH DASAR NEGERI 2 CITUNDUN
UPTD SD KECAMATAN CIWARU
KABUPATEN KUNINGAN
2008

PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAG. PENDAHULUAN

A.  PENDAHULUAN
1.   Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari komponen : tujuan, bahan pelajaran, strategi. alat, siswa dan guru. Penerapan komponen pembelajaran yang baik dalam proses pembelajaran akan menghasilkan tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Keberhasilan proses pembelajaran dibuktikan dengan tercapainya penguasaan materi oleh siswa pada pembelajaran yang diberikan.
Untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran yang dilaksanakan sangat perlu diadakannya penilaian. Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar (Nana Sudjana, 2001: 22).
Berdasarkan hasil evaluasi dari proses pembelajaran mata pelajaran Matematika pada materi operasi pembagian pecahan yang dilaksanakan di kelas V semester 2 SD Negeri 2 Citundun Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan hanya 12 orang saja (55 %) dari 22 orang siswa yang mampu menguasai materi operasi pembagian pecahan. Begitu pula pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada materi  cerita pendek anak hanya 13 orang saja (59 %) yang mampu mengidentifikasi unsur cerita.
Dengan data tersebut siswa mengalami kesulitan dalam melakukan operasi pembagian pecahan pada mata pelajaran Matematika dan belum mampu mengidentifikasi unsur cerita (tokoh-tokoh, sifa-sifatnya, latar, tema dan alur cerita) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan pemahaman siswa agar mampu melakukan operasi pembagian pecahan pada mata pelajaran matematika dan mampu mengidentifikasi unsur cerita pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, penulis melakukan penelitian tindakan kelas.
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam 3 siklus untuk mata pelajaran Matematika dan 3 siklus untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Di samping untuk memperbaiki pembelajaran , pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini juga ditujukan untuk Sertifikasi Guru

2.  Tujuan Penulisan Laporan
Dilakukannya Perbaikan Pembelajaran mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia di kelas V semester 2 SD Negeri 2 Citundun bertujuan untuk:
a. Mengetahui bagaimana upaya peningkatan pemahaman siswa dalam      melakukan operasi pembagian pecahan pada mata pelajaran Matematika di      kelas V semester 2 SD Negeri 2 Citundun dengan menggunakan alat peraga      batang pecahan dan potongan karton yang bernilai pecahan serta melalui      penerapan metoda latihan.     
b.      Mengetahui bagaimana upaya peningkatan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi  unsur-unsur  cerita pendek anak pada  mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V semester 2 SD Negeri 2 Citundun melalui  penerapan  cooperative learning dan media VCD.    
c.       Di samping tujuan diatas, penulisan laporan ini bertujuan  dalam rangka Sertifikasi Guru.

3.   Proses Penulisan Laporan 
Penulisan laporan ini disusun berdasarkan temuan yang diperoleh dari proses      perbaikan pembelajaran dan hasil observasi serta diskusi dengan teman sejawat yang dilaksanakan selama 3 siklus untuk mata pelajaran Matematika dan 3 siklus untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.

4.   Jumlah Siklus Perbaikan Pembelajaran
Siklus perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas V semester 2 SD Negeri 2 Citundun Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan sebanyak 6 kali dengan dengan rincian sebagai berikut :
a.     Matematika dilaksanakan dalam 3 siklus perbaikan pembelajaran.
b.    Bahasa Indonesia  dilaksanakan dalam 3 siklus perbaikan pembelajaran.

5.   Sistematika Penyusunan Laporan
Berkaitan dengan sistematika penyusunan laporan diatas, laporan ini memuat      Pendahuluan, Perencanaan Perbaikan Pembelajaran, Pelaksanaan Perbaikan     Pembelajaran , Temuan (hasil yang diperoleh), Kesimpulan, Saran dan Tindak     Lanjut, serta Daftar Pustaka dan Lampiran-Lampiran.
B.  PERENCANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
1.   Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil evaluasi dari proses belajar mengajar yang telah      dilaksanakan pada mata pelajaran Matematika nilai rata-rata yang dicapai       siswa 54,5 dan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa hanya mencapai      nilai rata-rata 59,1. Dari data tersebut maka siswa belum mencapai Standar Kelulusan Batas Minimal yang ditentukan yaitu 70,0.
Dengan nilai yang belum mencapai Standar Kelulusan Batas Minimal      (SKBM) tersebut, maka penulis dibantu dengan teman sejawat mengadakan      diskusi, observasi serta refleksi  tentang proses pembelajaran yang telah       dilaksanakan, yaitu pada mata pelajaran Matematika dengan materi operasi      pembagian pecahan dan Bahasa Indonesia  dengan materi   cerita pendek anak.
Dari hasil diskusi, observasi, refleksi yang dilakukan dengan teman    sejawat ditemukan beberapa faktor penyebab tidak tercapainya tujuan pembelajaran.
Pada mata pelajaran Matematika, faktor penyebabnya adalah :
                  1.         Siswa belum memahami penjelasan guru tentang konsep pembagian           pecahan.
                  2.         Siswa belum mampu melakukan operasi pembagian pecahan.
                  3.         Siswa belum memahami mana yang disebut pembilang dan mana yang            disebut penyebut.
                  4.         Siswa belum berani bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti.
                  5.         Sebagian anak ribut sehingga menggangu penjelasan guru.
                  6.         Rendahnya minat siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan.
Sedangkan identifikasi masalah  untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu :
1.      Siswa kurang minat belajar terhadap materi pembelajaran cerita pendek anak.
2.      Siswa belum memahami penjelasan guru tentang pengertian cerita pendek.
3.      Siswa belum memahami penjelasan guru mengenai unsur-unsur cerita (tokoh, latar, tema).
4.      Siswa tidak konsentrasi dalam menyimak cerita pendek yang dibacakan guru.
5.      Sebagian anak ribut sehingga cerita yang dibacakan guru tidak kedengaran
6.      Siswa tidak bisa menjawab pertanyaan dari isi cerita pendek anak.
7.      Siswa belum banyak menguasai kosa-kata.
8.      Siswa kurang menghayati isi cerita pendek yang dibacakan guru.
9.      Siswa kurang terampil menerapkan unsur-unsur vocal (tinggi rendahnya, panjang pendeknya suara, jeda, intonasi, irama dan lagu kalimat).
10.  Siswa belum menguasai Bahasa Indonesia yang benar.

2.   Analisis dan Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan hasil diskusi dengan teman       sejawat ditemukan penyebab-penyebab permasalahannya sebagai berikut      Pada mata pelajaran Matematika :
1.      Penjelasan guru terlalu cepat.
2.      Penjelasan guru kurang terdengar jelas oleh anak karena ada sebagian siswa yang ribut terus.
3.      Penjelasan guru kurang disertai dengan contoh.
4.      Guru tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya.
5.      Guru tidak memotivasi anak untuk bertanya.
6.      Guru kurang menggunakan alat peraga.
7.      Guru kurang memberikan soal-soal latihan.
Sedangkan penyebab-penyebab permasalahan pada mata pelajaran      Bahasa Indonesia, yaitu :
1.      Guru kurang memberikan motivasi dalam pembelajaran cerita pendek anak.
2.      Bahasa yang digunakan guru kurang sederhana.
3.      Guru kurang memberikan penjelasan tentang unsur-unsur cerita (tokoh, latar, tema).
4.      Guru terlalu cepat dalam membacakan cerita pendek anak.
5.      Guru kurang jelas dalam membacakan cerita pendek anak.
6.      Guru kurang memberikan latihan kepada anak untuk bercerita.
7.      Guru kurang memberikan kebebasan terhadap anak dalam bercerita.
8.      Guru kurang memberikan contoh dalam penerapan unsur-unsur vocal seperti tinggi rendahnya, panjang pendeknya suara, jeda, intonasi, irama dan lagu kalimat.
9.      Guru kurang menggunakan media dalam pembelajaran cerita pendek anak.
Dari hasil identifikasi masalah, analisis masalah serta diskusi yang telah      dilakukan dengan teman sejawat, maka penulis merasa perlu adanya tindakan      perbaikan.

Adapun yang menjadi fokus perbaikan pembelajaran adalah :
a.       Untuk mata pelajaran Matematika :
Bagaimanakah meningkatkan pemahaman siswa  terhadap materi pembelajaran operasi pembagian  pecahan di kelas V semester 2 SD Negeri 2 Citundun melalui alat peraga dan metoda latihan ?
b.      Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia :
Bagaimanakah meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerita pendek anak di kelas V semester 2 SD Negeri 2 Citundun melalui penerapan Cooperative learning dan media VCD ?

3.  Rencana Perbaikan Pembelajaran
Rencana perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan untuk mengatasi     permasalahan diatas, dimulai dari mata pelajaran Matematika dan dilanjutkan     untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yang masing-masing dilaksanakan     dalam 3 siklus. Sedangkan langkah-langkah yang akan dilaksanakan adalah     sebagai berikut :
a.  Mata Pelajaran Matematika
Siklus I
1.      Mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang baik.
2.      Menjelaskan konsep pembagian pecahan.
3.      Siswa membuktikan konsep pembagian pecahan .
4.      Bertanya jawab dengan siswa dari pembuktian konsep pembagian pecahan
5.      Memberikan penjelasan kepada siswa cara mengerjakan soal-soal latihan.
6.      Membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan pada lembar kerja.
7.      Membahas hasil pekerjaan siswa dari lembar kerjanya.
8.     Membantu siswa dalam menyimpulkan pelajaran.
Siklus II
1.      Mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang baik.
2.      Bertanya jawab dengan siswa soal-soal latihan pada kegiatan siklus I.
3.      Menjelaskan tentang cara menentukan hasil pembagian bilangan asli dengan pecahan biasa.
4.      Siswa diminta untuk membuktikan hasil bilangan asli dengan pecahan biasa.
5.      Bertanya jawab dengan siswa dari pembuktian hasil pembagian bilangan asli dengan pecahan biasa.
6.      Menjelaskan cara mengerjakan soal-soal latihan pada lembar kerja.
7.      Siswa dengan bimbingan guru mengerjakan soal-soal yang ada pada lembar kerja.
8.      Siswa dengan guru membahas hasil pekerjaan dari lembar kerja.
9.      Siswa dibantu oleh guru menyimpulkan pelajaran.

Siklus III
1.      Mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang kondusif.
2.      Bertanya jawab dengan siswa tentang soal-soal latihan pada  siklus II.
3.      Menjelaskan cara menentukan hasil pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa.
4.      Siswa membuktikan hasil pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa.
5.      Bertanya jawab dari pembuktian pecahan biasa dengan pecahan biasa.
6.      Memberi penjelasan tentang cara mengerjakan soal-soal latihan.
7.      Siswa dibimbing oleh guru mengerjakan soal-soal latihan yang ada pada lembar kerja.
8.      Membahas hasil pekerjaan siswa dari lembar kerjanya.
9.      Membantu siswa untuk menyimpulkan pelajaran.

b.  Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Siklus I
1.      Mengkondisikan siswa pada belajar yang kondusif.
2.      Memberikan penjelasan tentang cerita pendek anak.
3.      Membacakan cerita pendek anak yang berjudul, “Si Kabayan Menangkap Rusa”.
4.      Siswa menyimak cerita pendek yang dibacakan guru.
5.      Bertanya jawab tentang tokoh-tokoh dengan sifatnya dalam cerita pendek.
6.      Siswa dengan bimbingan guru mengerjakan soal-soal yang ada pada lembar kerja.
7.      Membahas hasil pekerjaan siswa dari lembar kerja.
8.      Membantu siswa menyimpulkan pelajaran.  
Siklus II
1.      Mengkondisikan siswa pada belajar yang kereatif.
2.      Mengingatkan kembali tentang cerita pendek anak.
3.      Membacakan cerita pendek anak yang berjudul, “Si Kabayan Menangkap Rusa”.
4.      Siswa menyimak cerita pendek yang dibacakan guru.
5.      Bertanya jawab tentang latar dan tema dalam cerita pendek.
6.      Membimbing siswa mengerjakan soal-soal yang ada pada lembar kerja.
7.      Membahas hasil lembar kerja siswa.
8.      Membantu siswa menyimpulkan pelajaran.

Siklus III
1.      Mengkondisikan siswa pada belajar yang kreatif.
2.      Mempersiapkan peralatan media pembelajaran seperti: televisi,VCD, kaset CD.
3.      Menayangkan  cerita Bawang Merah dan Bawang Putih melalui CD.
4.      Siswa menyimak cerita Bawang Merah dan Bawang Putih.
5.      Bertanya jawab tentang tehnik bercerita.
6.      Siswa diminta untuk mengerjakan tugas pada lembar kerja.
7.      Membimbing siswa dalam menceritakan kembali isi cerita.
8.      Membantu siswa menyimpulkan pelajaran.
Untuk lebih terperinci lagi rencana perbaikan pembelajaran ini dapat dilihat pada lampiran. Alat pengumpul data yang digunakan adalah Lembar      Observasi.
C.  PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
1.   Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas V semester 2 SD Negeri 2 Citundun, Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan.

Tabel 1
Jadwal Pelaksanaan Mata Pelajaran Matematika
Kelas V SD Negeri 2 Citundun
No.
Pelaksanaan
Hari/Tanggal
Waktu
Fokus Masalah
1.
Siklus I
Rabu
23 Januari 2008
1 x 35 menit
Siswa kurang memahami konsep pembagian pecahan.
2.
Siklus II
 Senin
 28 Januari 2008
1 x 35 menit
Siswa belum mampu melakukan operasi pembagian bilangan asli dengan pecahan biasa.
3.
Siklus III
Kamis   
31 Januari 2008
1 x 35 menit
Siswa belum mampu melakukanoperasi pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa.








Tabel 2
Jadwal Pelaksanaan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas V Semester 2 SD Negeri 2 Citundun
No.
 Pelaksanaan
 Hari/Tanggal
      Waktu
     Fokus Masalah
1.
Siklus I
Selasa
5 Februari 2008
 1  x  35 menit
Siswa kurang memahami tokoh-tokoh dan sifatnya dalam cerita pendek anak.
2.
Siklus II
Senin
11 Februari 2008
 1  x  35 menit
Siswa belum memahami latar dan tema dalam cerita pendek anak.
3.
Siklus III
Kamis
14 Februari 2008
 1  x  35 menit
Siswa belum memahami isi cerita dalam cerita pendek anak.

2.   Prosedur Pelaksanaan Perbaikan
Prosedur umum
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan melalui proses berdaur, yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati dan melakukan refleksi. Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil. Langkah-langkah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Agar pelaksanaan perbaikan dapat dilakukan sesuai dengan yang diharapkan kami mengadakan pertemuan pendahuluan dengan teman sejawat untuk membahas kesepakatan dalam pengamatan, diantaranya mengenai tugas pengamat dan instrument yang digunakan.

Prosedur Khusus
Langkah-langkah yang ditempuh dalam melaksanakan perbaikan pada mata pelajaran Matematika adalah :
                                     
a.       Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang pernah dipelajari      siswa, yang ada kaitannya dengan materi yang akan diberikan dan memotivasi     siswa sebagai langkah awal dalam pembelajaran.
b.      Menjelaskan materi pokok perbaikan.
c.       Membuktikan hasil pembagian pecahan.
d.      Bertanya jawab dari hasil pembuktian pembagian pecahan.
e.       Menjelaskan cara mengerjakan soal-soal latihan pada lembar kerja.
f.       Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang ada pada lembar kerja.
g.      Membahas soal-soal yang dikerjakan siswa dari lembar kerja.
h.      Memberikan evaluasi.
i.        Memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.


Tabel 3
Kegiatan Khusus Yang Dilaksanakan Guru Dalam Perbaikan Pembelajaran
Mata Pelajaran Matematika
Siklus
Masalah Yang Dihadapi
Tindakan Khusus
         I
Siswa kurang memahami konsep pembagian pecahan
·     Memberikkan penjelasan  konsep pembagian pecahan.
·     Membuktikan konsep pembagian pecahan dengan menggunakan    batang pecahan
    Contohnya    1   :  2
                          3
Siswa diminta untuk  mengambil batang pecahan 1  .  Lipatlah menjadi
                         3
dua bagian yang sama, kemudian bukalah lipatan dan beri tanda pada bekas lipatan. Gunting sepanjang bekas lipatan serta carilah batang   pecahan yang sama besar itu.
         II
Siswa belum mampu melakukan operasi pembagian bilangan asli dengan pecahan biasa.
·     Memberikan penjelasan tentang operasi pembagian bilangan asli dengan pecahan biasa.
·     Membuktikan hasil bagi bilangan asli dengan pecahan biasa   Misalnya : mencari hasil bagi dari 
1 :  1  Maka gunakanlah potongan
          2
   karton perduaan. Mencari hasil dari   
1  :  1 sama artinya dengan mencari
          2  
banyaknya nilai perduaan dalam satu-satuan.
         III
Siswa mengalami kesulitan dalam menentukan hasil bagi pecahan biasa dengan pecahan biasa.
·     Menjelaskan cara mencari hasil bagi pecahan biasa dengan pecahan biasa
·     Membuktikan hasil pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa

 Contohnya    3  :  2
                       4     3
Ambil dua buah potongan karton satu-satuan dan bentuklah masing-masing potongan karton tersebut, kemudian dampingkanlah potongan karton kedua pecahan itu, guntinglah kelebihan dari karton tersebut, ukurkan pada karton dua pertigaan, ternyata ada 1 buah karton dua pertigaan ditambah seperdalapan  karton dua pertigaan.
  
Sedangkan langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan perbaikan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah :
a.       Memberikan penjelasan tentang cerita pendek anak.
b.      Siswa menyimak cerita pendek anak.
c.       Bertanya jawab tentang unsur cerita pendek (tokoh-tokoh dengan sifatnya,      latar, tema).
d.      Menceritakan kembali isi cerita pendek anak.
e.       Memberikan evaluasi.
f.       Memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah.  
                                                  

Tabel 4
Kegiatan Khusus yang Dilaksanakan Guru Dalam Perbaikan Pembelajaran
Mata Pelajaran Bahasan Indoesia
Siklus
Masalahyang dihadapi
Tindakan Khusus
I
·     Siswa kurang konsentrasi dalam pembelajaran cerita pendek anak
·     Siswa belum bisa menjawab pertanyaan tentang tokoh-   tokoh dengan sifatnya pada   cerita yang berjudul,
“Si Kabayan Menangkap Rusa”.    
- Siswa diberi motivasi
  dalam  konsentrasi belajar.  - Siswa diberi tuntunan
  dalam menyimak cerita,                               “Si Kabayan Menangkap
  Rusa”.      

II
Siswa mengalami kesulitan   dalam menentukan tema pada  cerita, “Si Kabayan   Menangkap Rusa.”
 Memberikan bimbingan dalam menentukan isi pokok cerita, “Si Kabayan Menangkap Rusa.”
III
Siswa kurang lancar dalam  menceritakan kembali isi  cerita, “Bawang Merah dan   Bawang Putih.”
 
·     Guru memberikan contoh penerapan unsur vocal.
-   Menayangkan cerita,  
    Bawang Merah dan
    Bawang Putih melalui
    media VCD.      

3.  Hal-hal Yang Unik
Pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini, terjadi hal yang unik yang perlu penulis laporkan.
Kejadian yang unik ditemukan dalam perbaikan pembelajaran mata pelajaran Matematika pada siklus II. Ketika pelaksanaan pembelajaran akan dimulai ada seorang wali murid yang datang dari Jakarta. Wali murid itupun minta ijin untuk bertemu dengan anaknya ke kelas. Tak lama kemudian terdengar suara menjerit dari seorang Ibu  dan langsung menangis sambil merangkul anaknya. Ternyata yang datang itu adalah Ibu Wayi orang tua dari Yani. Suasana kelaspun menjadi berubah, semua anak merasa terharu melihat seorang Ibu dan anaknya yang sudah lama baru ketemu.
Tak lama kemudian Ibu tersebut membagi-bagikan jeruk kepada teman-teman Yani. Setelah itu Ibu Wayi permisi dan minta maaf kepada semua warga kelas V dan terima kasih kepada Bapak Guru yang telah memberikan waktu untuk bertemu dengan anaknya.
Setelah Ibu Wayi meninggalkan kelas anak-anak masih memegang jeruk. Situasi itupun digunakan kami untuk mempraktekkan pecahan . Anak-anak diminta untuk membelah jeruk itu menjadi dua bagian yang sama besar, sehingga
anak-anak memahami bahwa  1   bagian jeruk merupakam hasil pembagian dari                                            2
satu buah jeruk. Suasna kelaspun normal kembali, bahkan anak-anak merasa termotivasi dari peraktik pembelahan jeruk. Peroses perbaikan pembelajaranpun dilanjutkan kembali.

D. TEMUAN (HASIL YANG DIPEROLEH)

1.   Analisis Data (Hasil Pengolahan Data)
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia, banyak sekali hal-hal yang ditemukan. Adapun temuan itu sebagai berikut :
Tabel 5
a.  Pada Mata Pelajaran Matematika :
Masalah yang
ditemukan
Proses yang dilakukan
Hasil yang diperoleh
 Pada Siklus I
 Siswa kurang
 memahami konsep
 pembagian pecahan.
-   Memberikan penjelasan konsep pembagian  pecahan.
-   Membuktikan konsep pembagian pecahan  dengan   menggunakan batang pecahan.
-   Memberikan soal-soal  latihan.
-   Membimbing siswa dalam mengerjakan  soal-soal latihan.
Siswa dapat memahami konsep pembagian pecahan yang dibuktikan dari hasil evaluasi.
 Pada Siklus II
 Siswa belum mampu
 mampu melakukan
 operasi pembagian
 bilangan asli dengan
 pecahan biasa.
-   Memberikan penjelasan tentang operasi pembagian bilangan asli dengan pecahan  biasa.
- Membuktikan hasil bagi bilangan asli dengan pecahan biasa  menggunakan potongan  karton.
-   Memberikan soal-soal latihan.
-   Membimbing siswa  dalam mengerjakan  soal-soal latihan.
Siswa mampu melakukan operasi pembagian bilangan asli
dengan pecahan biasa yang dibuktikan dari penilaian akhir.
Pada Siklus III
Siswa mengalami kesulitan dalam menentukan hasil bagi pecahan biasa dengan pecahan biasa.
-   Memberikan penjelasan dalam menentukan hasil bagi pecahan biasa dengan pecahan biasa.
-   Membuktikan hasil bagi  pecahan biasa dengan pecahan biasa menggunakan potongan  karton.
-   Memberikan soal-soal latihan.
-   Membimbing siswa dalam mengerjakan  soal latihan.
Siswa dapat menentukan hasil bagi pecahan biasa dengan pecahan biasa yang dibuktikan dari penilaian akhir.

Berdasarkan masalah yang ditemukan dan proses yang dilakukan serta hasil yang diperoleh, maka sangat perlu penulis laporkan nilai yang dicapai siswa dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran Matematika sebagai berikut :

Tabel 6
Perolehan Nilai Siswa
Mata Pelajaran Matematika Kelas V Semester 2
SD Negeri 2 Citundun
No.
Nama Siswa
Perolehan Nilai
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
Agus Sarifudin
80
80
100
2.
Ahdi
70
70
80
3.
Astrid Oktaviani
70
80
80
4.
Chatalia Vita AIba
70
80
80
5.
Fitriyani Nurhasanah
70
70
80
6.
Itang Sutrisno
80
80
100
7.
Jaka Umbara
60
60
70
8
Leni Rahayu
60
70
80
9.
Lilis Lisnawati
60
60
70
10.
Ratna Siti Sarah
70
80
100
11.
Rina
60
60
70
12.
Rina Indah Hastuti
90
100
100
13.
Riki Fernando
50
60
70
14.
Robi Waluya
70
70
70
15
Rumtini
70
70
80
16.
Sigit Eka Nugraha
80
80
100
17.
Sutarno Riadi
80
100
100
18.
Taufik Arohman
30
60
70
19.
Tiah Sri Damayanti
70
80
80
20.
Tuti Haryanti
60
60
70
21.
Yani Nuryani
60
70
70
22.
Susi Puja Lestari
60
70
70
              Jumlah
1470
1590
1790
              Rata-rata
66,8
72,3
81,4
  Prosentase Keberhasilan
66,8%
72,3%
81,4%

Berdasarkan tabel diatas nilai siswa pada mata pelajaran Matematika menunjukkan kemajuan. Hal ini dapat direkap berdasarkan gradasi nilai keberhasilan. Gradasi nilai keberhasilan yang digunakan adalah :
1.  80  - 100     :  sangat berhasil.
2.  60  -   79     :  berhasil.
3.  40  -   59     :  cukup berhasil.
4.  20  -   39     :  kurang berhasil.
5.    0  -  19      :  tidak berhasil   (Tatang Sunendar, 2007).
                                                    
Tabel 7
           Rekapitulasi Nilai Mata Pelajaran Matematika Kelas V Semester 2
                                              SD Negeri 2 Citundun

No.


Gradasi
Nilai
Jumlah siswa
Yang memperoleh nilai

Jumlah



Keterangan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
80 - 100
5
8
9
22
Sangat berhasil.
2.
60  -  79
15
13
13
41
Berhasil.
3.
40  -  59
1
1
-
2
Cukup berhasil.
4.
20  -  39
1
-
-
1
Kurang berhasil.
5.
0  -  19
-
-
-
-

Jumlah siswa
22
22
22
66


Dari data diatas tentang rata-rata nilai yang diperoleh oleh siswa dari mulai siklus satu sampai dengan siklus tiga, dapat penulis gambarkan sebagai berikut :

Grafik Perolehan Nilai Matematika Kelas V, Semester 2
SD Negeri 2 Citundun

Dengan memperhatikan grafik diatas, nilai rata-rata siswa pada siklus I sebanyak 66,8%, siklus II 72,3% dan siklus III 81,4%. Hal ini menunjukan bahwa tingkat keberhasilan siswa dalam perbaikan pembelajaran terus meningkat. Tingkat perbaikan yang dicapai 14,6%.
Tabel 8
b.  Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Masalah yang
ditemukan
Proses yang dilakukan
Hasil yang diperoleh
Pada Siklus I
-  Siswa kurang konsentrasi dalam pembelajran.
-   Siswa belum bisa  menjawab pertanyaan tentang tokoh-tokoh dengan sifatnya pada cerita,”Si Kabayan  Menangkap Rusa.”
- Siswa diberi motivasi  dalam konsentrasi pembelajaran.
-  Siswa diberi tuntunan dalam menyimak cerita pendek.
- Siswa berkonsentrasi  dalam pembelajaran
-  Siswa dapat menjawab tokoh-tokoh dengan sifatnya.
Pada Siklus II
Siswa mengalami mengalami kesulitan dalam menentukan tema pada cerita, “Si Kabayan Menangkap  Rusa”.  
Memberikan bimbingan dalam menentukan isi pokok cerita.
Siswa mampu  menentukan tema pada cerita, “Si Kabayan  Menangkap Rusa.”
Pada Siklus III
Siswa kurang lancar dalam menceritakan kembali isi cerita,  “Bawang Merah dan    Bawang Putih.”
Guru memberikan contoh dalam penerapan unsur-unsur cerita.

Siswa mampu   menceritakan kembali isi cerita, “Bawang Merah dan Bawang  Putih.”

Berdasarkan masalah yang ditemukan dan proses yang dilakukan serta hasil yang diperoleh pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka penulis laporkan perolehan nilai siswa sebagai berikut :



Tabel 9
Perolehan Nilai Siswa
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Semester 2
SD Negeri 2 Citundun
No.
Nama Siswa
Perolehan Nilai
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
Agus Sarifudin
70
80
100
2.
Ahdi
60
70
80
3.
Astrid Oktaviani
70
80
80
4.
Chatalia Vita AIba
60
70
80
5.
Fitriyani Nurhasanah
60
70
80
6.
Itang Sutrisno
60
80
90
7.
Jaka Umbara
50
60
70
8
Leni Rahayu
60
70
70
9.
Lilis Lisnawati
50
60
80
10.
Ratna Siti Sarah
70
80
100
11.
Rina
50
60
70
12.
Rina Indah Hastuti
80
90
100
13.
Riki Fernando
50
60
70
14.
Robi Waluya
60
70
80
15
Rumtini
60
70
80
16.
Sigit Eka Nugraha
70
80
90
17.
Sutarno Riadi
70
90
100
18.
Taufik Arohman
30
50
70
19.
Tiah Sri Damayanti
70
80
80
20.
Tuti Haryanti
50
60
70
21.
Yani Nuryani
50
60
80
22.
Susi Puja Lestari
60
70
80
              Jumlah
1310
1560
1800
              Rata-rata
59,5
70,9
81,8
  Prosentase Keberhasilan
59,5%
70,9%
81,8%

Berdasarkan tabel diatas nilai siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia menunjukan keberhasilan yang meningkat. Hal ini dapat direkap berdasarkan gradasi nilai keberhasilan. Gradasi nilai keberhasilan yang digunakan adalah :
1.  80  - 100     :  sangat berhasil.
2.  60  -   79     :  berhasil.
3.  40  -   59     :  cukup berhasil.
4.  20  -   39     :  kurang berhasil.
5.    0  -  19      :  tidak berhasil   (Tatang Sunendar, 2007).

Tabel 10
Rekapitulasi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Semester 2
SD Negeri 2 Citundun

No.

Gradasi
Nilai
Jumlah siswa
Yang memperoleh nilai

Jumlah


Keterangan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
 1.
80 - 100
      -
     9
     14
   23  
 Sangat berhasil
 2.
60  -  79
    15
    13
       8
   36  
 Berhasil
 3.
40  -  59 
      6
      -
       -
     6
 Cukup berhasil
 4.
20  -  39
      1
      -
       -
     1
 Kurang berhasil
 5.
  0  -  19
      -
      -
       -
     -

  Jumlah siswa 
    22
    22
     22
   66


Dari data diatas dapat penulis gambarkan rata-rata nilai yang diperoleh siswa dengan grafik batang sebagai berikut :

                  Grafik Perolehan Nilai Bahasa Indonesia Kelas V, Semester 2
                                                    SD Negeri 2 Citundun


Berdasarkan grafik diatas, nilai rata-rata yang dicapai siswa pada siklus I 59,5%, siklus II 70,9% dan siklus III 81,8%. Hal ini menunjukan perbaikan pembelajaran yang meningkat. Adapun tingkat keberhasilan perbaikan sebesar 22,3%.

2.  Deskripsi Temuan dan Refleksi
Hasil temuan dan refleksi serta pengamatan teman sejawat dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran diketahui bahwa :
a.  Mata Pelajaran Matematika
Pada mata pelajaran Matematika dengan materi operasi pembagian berbagai bentuk pecahan dilaksanakan dalam 3 siklus dengan hasil sebagai berikut:
Siklus I
Berdasarkan hasil siklus pertama diketahui bahwa :
·         Siswa dapat memahami konsep pembagian pecahan dengan menggunakan alat     peraga batang pecahan yang dilanjutkan dengan mengerjakan soal-soal latihan. Dalam siklus pertama guru masih kelihatan mendominasi pembelajaran serta      interaksi antara siswa dan guru masih kurang.
·         Hasil tes yang dicapai siswa menunjukkan sebagai berikut:
Tabel 11
Hasil rata-rata
Prosentase
Kategori
66,8
66,8 %
Berhasil

Siklus II
Berdasarkan hasil siklus kedua diketahui bahwa :
·         Siswa mampu melakukan operasi pembagian bilangan asli dengan pecahan     biasa dengan menggunakan alat peraga potongan karton, yang dilanjutkan      dengan mengerjakan soal-soal latihan yang dibimbing oleh guru. Dalam siklus kedua dominasi guru berkurang dalam pembelajaran, serta interaksi siswa     dengan guru cukup.
·         Hasil tes yang dicapai siswa menunjukkan sebagai berikut :
Tabel 12
Hasil rata-rata
Prosentase
Kategori
72,3
72,3 %
Berhasil

Siklus III
Berdasarkan hasil siklus ketiga diketahui bahwa :
·         Siswa dapat menentukan hasil bagi pecahan biasa dengan pecahan biasa    dengan menggunakan alat peraga potongan karton yang bernilai pecahan dan     dilanjutkan dengan mengerjakan soal-soal latihan yang dibimbing oleh guru.     Dalam siklus ini siswa mendominasi dalam pembelajaran, serta interaksi antara     siswa dengan guru sangat baik.
·         Hasil tes yang dicapai siswa menunjukkan sebagai berikut :
Tabel 13
Hasil rata-rata
Prosentase
Kategori
81,4
81,4 %
       Sangat berhasil

b.  Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi pokok Cerita pendek anak dengan tujuan mengidentifikasi unsur-unsur cerita dilakasanakan dalam 3 siklus dengan hasil sebagai berikut :
Siklus I
Berdasarkan hasil siklus pertama diketahui bahwa :
·         Siswa dapat menjelaskan tokoh-tokoh dan sifatnya dalam cerita pendek anak, tetapi siswa belum sepenuhnya berkonsentrasi dalam pembelajaran.
·         Guru tidak menggunakan media pembelajaran dan kurang memberikan      motivasi dalam pembelajaran terhadap kerja kelompok siswa sehingga siswa     kurang aktif.
·         Hasil tes yang dicapai siswa menunjukkan sebagai berikut :
Tabel 14
Hasil rata-rata
Prosentase
Kategori
59,5
59,5 %
       Cukup berhasil.

Siklus II
Berdasarkan hasil siklus kedua diketahui bahwa:
·         Siswa dapat menentukan latar dan tema pada cerita pendek anak dan siswa     mulai konsentrasi penuh dalam pembelajaran.
·         Guru mulai menggunakan media dalam pembelajaran dan memberikan     motivasi terhadap kerja kelompok siswa sehingga siswa mulai aktif.
·         Hasil tes yang dicapai siswa menunjukkan sebagai berikut:
Tabel 15
Hasil rata-rata
Prosentase
Kategori
70,9
70,9 %
             Berhasil.

Siklus III
Berdasarkan hasil siklus ketiga diketahui bahwa :
·         Siswa mampu menceritakan kembali isi cerita pendek anak dengan lancar.
·         Guru menggunakan media pembelajaran audio visual (VCD) dan selalu     memberikan motivasi terhadap kerja kelompok sehingga siswa sangat aktif    dalam pembelajaran.
·         Hasil tes yang dicapai siswa menunjukkan sebagai berikut :
Tabel 16
Hasil rata-rata
Prosentase
Kategori
81,8
81,8 %
         Sangat berhasil.

a.    Pembahasan
Keberhasilan pembelajaran ditunjukkan dengan dikuasainya tujuan pembelajaran oleh siswa. Salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran adalah faktor kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang efektif tidak dapat muncul dengan sendirinya tetapi guru harus menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal. Banyak peran yang harus dimainkan guru dalam upaya pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang efektif.
Dalam pembelajaran Matematika dengan materi operasi pembagian berbagai bentuk pecahan dilakukan proses perbaikan pembelajaran sebagai berikut :
a.       Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dimulai dari yang sederhana kepada     yang kompleks, dari yang mudah kepada yang sulit, yaitu dimulai dengan      memberikan penjelasan mengenai konsep pembagian pecahan yang     dilanjutkan dengan operasi pembagian bilangan asli dengan pecahan biasa    serta pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa .
b.      Untuk membantu siswa agar tidak verbalisme terhadap operasi pembagian    berbagai bentuk pecahan proses pembelajaran dimulai dari yang konkret     kepada yang abstrak yakni dengan menggunakan alat peraga batang      pecahan dan potongan karton yang bernilai pecahan yang dilanjutkan kepada      operasi pembagian pecahan.
c.       Dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap operasi pembagian berbagai      bentuk pecahan siswa diberikan latihan soal-soal pembagian pecahan.    Dengan mengerjakan soal-soal latihan tersebut siswa dapat terlibat secara aktif      dalam  belajar.      
Proses pelakasanaan perbaikan pembelajaran diatas sangat sesuai dengan implikasi dari teori sebagai berikut :
a.       Tabrani Rusyan (1993:22) yang menyatakan bahwa, “ Proses Belajar    Mengajar harus berlangsung dari yang sederhana meningkat kepada yang      kompleks, dari yang mudah kepada yang sulit”. Selain itu beliau berpendapat bahwa : “ Pelaksanaan latihan dan ulangan akan memperkuat hasil belajar, sebaliknya tanpa latihan dan ulangan maka hasil belajar akan hilang atau melemah”.
b.      Jean Piaget (Abin Syamsudin, 2006:1.8) yang mengisyaratkan bahwa,  “Kemampuan berpikir anak dengan orang dewasa itu berbeda.”  Implikasinya     berarti bahwa sekuensi (urutan) bahan pembelajaran dan metode pembelajaran      harus menjadi perhatian utama. Anak akan sulit memahami bahan pelajaran      jika sekuensi bahan pelajaran itu loncat-loncat. Bagi anak SD pengoperasian      suatu bilangan harus menggunakan benda-benda nyata, karena tahap      perkembangan berpikir mereka baru mencapai operasi konkret.
c.       Wisnubrata Hendrojuwana (1990) menyatakan bahwa, “ Experiential    learning merupakan suatu urutan peristiwa satu atau lebih tujuan belajar yang     ditetapkan, yang mensyaratkan keterlibatan siswa secara aktif pada salah satu    hal yang dipelajari.”  Pelajaran disajikan, diilustrasikan, disoroti, dan idukung     melalui keterlibatan siswa. Prinsip utama experiential learning ini adalah     seseorang belajar paling baik apabila ia melakukannya.
    
Sedangkan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi Cerita Pendek Anak dengan tujuan mengidentifikasi unsur-unsur cerita yang dilakukan adalah:
a.       Pada kegiatan awal yang dilakukan adalah mengkondisikan siswa pada situasi      belajar yang kondusif.
b.      Agar dalam proses pembelajaran siswa berkonsentrasi penuh dilakukan      motivasi terhadap belajar siswa .
c.       Menggunakan dan mengoptimalkan kerjasama dalam kerja kelompok siswa.     Siswa perlu mengembangkan hubungan antar personal yang memberikan     dukungan belajar dalam kerja kelompok. Hubungan antar personal dalam kerja kelompok diperlukan agar siswa merasa terkait dan berhubungan dengan     siswa lain dalam suasana saling percaya, saling menghargai dan saling memperhatikan . Disamping itu hubungan antar personal dalam kerja     kelompok juga memberikan kesempatan kepada siswa melatih kemandirian,     membuat keputusan sendiri dan berani menyatakan pendapat.
d.      Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran cerita pendek diatas     adalah media audio visual (VCD). Media ini dapat membantu proses     pembelajaran yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan     sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan sempurna.
Sistem pelaksanaan perbaikan pembelajaran tersebut sangat sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh :
a.       Rogers (Anthony J. Sutich dan Miles A Vich, 1969) yang menyatakan bahwa:     “Dalam proses pembelajaran, guru berperan aktif dalam hal menciptakan      iklim kelas yang kondusif dan sikap positif terhadap pembelajaran.”
b.      Ames dan Archer (1987)  menyatakan bahwa: “Guru dapat merubah      (meningkatkan) motivasi belajar siswa dengan cara melakukan tindakan      tertentu di dalam kelas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.”
c.       Keller (1987) dengan teori expectancy value yang berpendapat bahwa:     “Motivasi yang di lihat dari usaha siswa merupakan fungsi dari harapan dan      penilaian.”  Expectancy value dikenal dengan model ARCS, yaitu :
·         Attention (perhatian). Sebaik apapun persiapan mengajar guru, bila siswa tidak ada perhatian, proses  pembelajaran tidak akan berjalan.
·         Relevance (kesesuaian). Berkenaan dengan aspek ini, guru mengaitkan. pembelajaran dengan kebutuhan minat siswa.
·         Confidence (rasa percaya diri). Dalam hal ini guru dituntut, untuk membantu siswa  mengembangkan keberhasilan dalam pembelajaran.
·         Satistaction (kepuasan). Berkenaan dengan aspek ini guru dituntut        mengusahakan motivasi intrinsik dan ekstrinsik pada siswa.
d.      Ornstein (1993) menyatakan bahwa, “ Dalam pembelajaran, faktor kunci yang akan mengembangkan dan memelihara motivasi siswa adalah pengajaran yang baik serta guru yang mengusahakan pengembangan pribadi dan sosial siswa      secara total.”
e.       Mangun Wijaya (1998) berpendapat bahwa : “Kelas harus menjadi peristiwa     perjumpaan antar pribadi yang saling mengasihi dan kemitraan yang saling      memekarkan persaudaraan yang menggembirakan.”
f.       Penggunaan media diatas  sesuai dengan lembaga persatuan pendidikan yang      bernama Association for Education and Comunication Technology  (1993)     yang menyatakan bahwa media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk     proses penyaluran informasi.