Beranda

Kamis, 14 April 2011

D. TEMUAN (HASIL YANG DIPEROLEH)

1.   Analisis Data (Hasil Pengolahan Data)
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia, banyak sekali hal-hal yang ditemukan. Adapun temuan itu sebagai berikut :
Tabel 5
a.  Pada Mata Pelajaran Matematika :
Masalah yang
ditemukan
Proses yang dilakukan
Hasil yang diperoleh
 Pada Siklus I
 Siswa kurang
 memahami konsep
 pembagian pecahan.
-   Memberikan penjelasan konsep pembagian  pecahan.
-   Membuktikan konsep pembagian pecahan  dengan   menggunakan batang pecahan.
-   Memberikan soal-soal  latihan.
-   Membimbing siswa dalam mengerjakan  soal-soal latihan.
Siswa dapat memahami konsep pembagian pecahan yang dibuktikan dari hasil evaluasi.
 Pada Siklus II
 Siswa belum mampu
 mampu melakukan
 operasi pembagian
 bilangan asli dengan
 pecahan biasa.
-   Memberikan penjelasan tentang operasi pembagian bilangan asli dengan pecahan  biasa.
- Membuktikan hasil bagi bilangan asli dengan pecahan biasa  menggunakan potongan  karton.
-   Memberikan soal-soal latihan.
-   Membimbing siswa  dalam mengerjakan  soal-soal latihan.
Siswa mampu melakukan operasi pembagian bilangan asli
dengan pecahan biasa yang dibuktikan dari penilaian akhir.
Pada Siklus III
Siswa mengalami kesulitan dalam menentukan hasil bagi pecahan biasa dengan pecahan biasa.
-   Memberikan penjelasan dalam menentukan hasil bagi pecahan biasa dengan pecahan biasa.
-   Membuktikan hasil bagi  pecahan biasa dengan pecahan biasa menggunakan potongan  karton.
-   Memberikan soal-soal latihan.
-   Membimbing siswa dalam mengerjakan  soal latihan.
Siswa dapat menentukan hasil bagi pecahan biasa dengan pecahan biasa yang dibuktikan dari penilaian akhir.

Berdasarkan masalah yang ditemukan dan proses yang dilakukan serta hasil yang diperoleh, maka sangat perlu penulis laporkan nilai yang dicapai siswa dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran Matematika sebagai berikut :

Tabel 6
Perolehan Nilai Siswa
Mata Pelajaran Matematika Kelas V Semester 2
SD Negeri 2 Citundun
No.
Nama Siswa
Perolehan Nilai
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
Agus Sarifudin
80
80
100
2.
Ahdi
70
70
80
3.
Astrid Oktaviani
70
80
80
4.
Chatalia Vita AIba
70
80
80
5.
Fitriyani Nurhasanah
70
70
80
6.
Itang Sutrisno
80
80
100
7.
Jaka Umbara
60
60
70
8
Leni Rahayu
60
70
80
9.
Lilis Lisnawati
60
60
70
10.
Ratna Siti Sarah
70
80
100
11.
Rina
60
60
70
12.
Rina Indah Hastuti
90
100
100
13.
Riki Fernando
50
60
70
14.
Robi Waluya
70
70
70
15
Rumtini
70
70
80
16.
Sigit Eka Nugraha
80
80
100
17.
Sutarno Riadi
80
100
100
18.
Taufik Arohman
30
60
70
19.
Tiah Sri Damayanti
70
80
80
20.
Tuti Haryanti
60
60
70
21.
Yani Nuryani
60
70
70
22.
Susi Puja Lestari
60
70
70
              Jumlah
1470
1590
1790
              Rata-rata
66,8
72,3
81,4
  Prosentase Keberhasilan
66,8%
72,3%
81,4%

Berdasarkan tabel diatas nilai siswa pada mata pelajaran Matematika menunjukkan kemajuan. Hal ini dapat direkap berdasarkan gradasi nilai keberhasilan. Gradasi nilai keberhasilan yang digunakan adalah :
1.  80  - 100     :  sangat berhasil.
2.  60  -   79     :  berhasil.
3.  40  -   59     :  cukup berhasil.
4.  20  -   39     :  kurang berhasil.
5.    0  -  19      :  tidak berhasil   (Tatang Sunendar, 2007).
                                                    
Tabel 7
           Rekapitulasi Nilai Mata Pelajaran Matematika Kelas V Semester 2
                                              SD Negeri 2 Citundun

No.


Gradasi
Nilai
Jumlah siswa
Yang memperoleh nilai

Jumlah



Keterangan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
80 - 100
5
8
9
22
Sangat berhasil.
2.
60  -  79
15
13
13
41
Berhasil.
3.
40  -  59
1
1
-
2
Cukup berhasil.
4.
20  -  39
1
-
-
1
Kurang berhasil.
5.
0  -  19
-
-
-
-

Jumlah siswa
22
22
22
66


Dari data diatas tentang rata-rata nilai yang diperoleh oleh siswa dari mulai siklus satu sampai dengan siklus tiga, dapat penulis gambarkan sebagai berikut :

Grafik Perolehan Nilai Matematika Kelas V, Semester 2
SD Negeri 2 Citundun

Dengan memperhatikan grafik diatas, nilai rata-rata siswa pada siklus I sebanyak 66,8%, siklus II 72,3% dan siklus III 81,4%. Hal ini menunjukan bahwa tingkat keberhasilan siswa dalam perbaikan pembelajaran terus meningkat. Tingkat perbaikan yang dicapai 14,6%.
Tabel 8
b.  Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Masalah yang
ditemukan
Proses yang dilakukan
Hasil yang diperoleh
Pada Siklus I
-  Siswa kurang konsentrasi dalam pembelajran.
-   Siswa belum bisa  menjawab pertanyaan tentang tokoh-tokoh dengan sifatnya pada cerita,”Si Kabayan  Menangkap Rusa.”
- Siswa diberi motivasi  dalam konsentrasi pembelajaran.
-  Siswa diberi tuntunan dalam menyimak cerita pendek.
- Siswa berkonsentrasi  dalam pembelajaran
-  Siswa dapat menjawab tokoh-tokoh dengan sifatnya.
Pada Siklus II
Siswa mengalami mengalami kesulitan dalam menentukan tema pada cerita, “Si Kabayan Menangkap  Rusa”.  
Memberikan bimbingan dalam menentukan isi pokok cerita.
Siswa mampu  menentukan tema pada cerita, “Si Kabayan  Menangkap Rusa.”
Pada Siklus III
Siswa kurang lancar dalam menceritakan kembali isi cerita,  “Bawang Merah dan    Bawang Putih.”
Guru memberikan contoh dalam penerapan unsur-unsur cerita.

Siswa mampu   menceritakan kembali isi cerita, “Bawang Merah dan Bawang  Putih.”

Berdasarkan masalah yang ditemukan dan proses yang dilakukan serta hasil yang diperoleh pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka penulis laporkan perolehan nilai siswa sebagai berikut :



Tabel 9
Perolehan Nilai Siswa
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Semester 2
SD Negeri 2 Citundun
No.
Nama Siswa
Perolehan Nilai
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
Agus Sarifudin
70
80
100
2.
Ahdi
60
70
80
3.
Astrid Oktaviani
70
80
80
4.
Chatalia Vita AIba
60
70
80
5.
Fitriyani Nurhasanah
60
70
80
6.
Itang Sutrisno
60
80
90
7.
Jaka Umbara
50
60
70
8
Leni Rahayu
60
70
70
9.
Lilis Lisnawati
50
60
80
10.
Ratna Siti Sarah
70
80
100
11.
Rina
50
60
70
12.
Rina Indah Hastuti
80
90
100
13.
Riki Fernando
50
60
70
14.
Robi Waluya
60
70
80
15
Rumtini
60
70
80
16.
Sigit Eka Nugraha
70
80
90
17.
Sutarno Riadi
70
90
100
18.
Taufik Arohman
30
50
70
19.
Tiah Sri Damayanti
70
80
80
20.
Tuti Haryanti
50
60
70
21.
Yani Nuryani
50
60
80
22.
Susi Puja Lestari
60
70
80
              Jumlah
1310
1560
1800
              Rata-rata
59,5
70,9
81,8
  Prosentase Keberhasilan
59,5%
70,9%
81,8%

Berdasarkan tabel diatas nilai siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia menunjukan keberhasilan yang meningkat. Hal ini dapat direkap berdasarkan gradasi nilai keberhasilan. Gradasi nilai keberhasilan yang digunakan adalah :
1.  80  - 100     :  sangat berhasil.
2.  60  -   79     :  berhasil.
3.  40  -   59     :  cukup berhasil.
4.  20  -   39     :  kurang berhasil.
5.    0  -  19      :  tidak berhasil   (Tatang Sunendar, 2007).

Tabel 10
Rekapitulasi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Semester 2
SD Negeri 2 Citundun

No.

Gradasi
Nilai
Jumlah siswa
Yang memperoleh nilai

Jumlah


Keterangan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
 1.
80 - 100
      -
     9
     14
   23  
 Sangat berhasil
 2.
60  -  79
    15
    13
       8
   36  
 Berhasil
 3.
40  -  59 
      6
      -
       -
     6
 Cukup berhasil
 4.
20  -  39
      1
      -
       -
     1
 Kurang berhasil
 5.
  0  -  19
      -
      -
       -
     -

  Jumlah siswa 
    22
    22
     22
   66


Dari data diatas dapat penulis gambarkan rata-rata nilai yang diperoleh siswa dengan grafik batang sebagai berikut :

                  Grafik Perolehan Nilai Bahasa Indonesia Kelas V, Semester 2
                                                    SD Negeri 2 Citundun


Berdasarkan grafik diatas, nilai rata-rata yang dicapai siswa pada siklus I 59,5%, siklus II 70,9% dan siklus III 81,8%. Hal ini menunjukan perbaikan pembelajaran yang meningkat. Adapun tingkat keberhasilan perbaikan sebesar 22,3%.

2.  Deskripsi Temuan dan Refleksi
Hasil temuan dan refleksi serta pengamatan teman sejawat dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran diketahui bahwa :
a.  Mata Pelajaran Matematika
Pada mata pelajaran Matematika dengan materi operasi pembagian berbagai bentuk pecahan dilaksanakan dalam 3 siklus dengan hasil sebagai berikut:
Siklus I
Berdasarkan hasil siklus pertama diketahui bahwa :
·         Siswa dapat memahami konsep pembagian pecahan dengan menggunakan alat     peraga batang pecahan yang dilanjutkan dengan mengerjakan soal-soal latihan. Dalam siklus pertama guru masih kelihatan mendominasi pembelajaran serta      interaksi antara siswa dan guru masih kurang.
·         Hasil tes yang dicapai siswa menunjukkan sebagai berikut:
Tabel 11
Hasil rata-rata
Prosentase
Kategori
66,8
66,8 %
Berhasil

Siklus II
Berdasarkan hasil siklus kedua diketahui bahwa :
·         Siswa mampu melakukan operasi pembagian bilangan asli dengan pecahan     biasa dengan menggunakan alat peraga potongan karton, yang dilanjutkan      dengan mengerjakan soal-soal latihan yang dibimbing oleh guru. Dalam siklus kedua dominasi guru berkurang dalam pembelajaran, serta interaksi siswa     dengan guru cukup.
·         Hasil tes yang dicapai siswa menunjukkan sebagai berikut :
Tabel 12
Hasil rata-rata
Prosentase
Kategori
72,3
72,3 %
Berhasil

Siklus III
Berdasarkan hasil siklus ketiga diketahui bahwa :
·         Siswa dapat menentukan hasil bagi pecahan biasa dengan pecahan biasa    dengan menggunakan alat peraga potongan karton yang bernilai pecahan dan     dilanjutkan dengan mengerjakan soal-soal latihan yang dibimbing oleh guru.     Dalam siklus ini siswa mendominasi dalam pembelajaran, serta interaksi antara     siswa dengan guru sangat baik.
·         Hasil tes yang dicapai siswa menunjukkan sebagai berikut :
Tabel 13
Hasil rata-rata
Prosentase
Kategori
81,4
81,4 %
       Sangat berhasil

b.  Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi pokok Cerita pendek anak dengan tujuan mengidentifikasi unsur-unsur cerita dilakasanakan dalam 3 siklus dengan hasil sebagai berikut :
Siklus I
Berdasarkan hasil siklus pertama diketahui bahwa :
·         Siswa dapat menjelaskan tokoh-tokoh dan sifatnya dalam cerita pendek anak, tetapi siswa belum sepenuhnya berkonsentrasi dalam pembelajaran.
·         Guru tidak menggunakan media pembelajaran dan kurang memberikan      motivasi dalam pembelajaran terhadap kerja kelompok siswa sehingga siswa     kurang aktif.
·         Hasil tes yang dicapai siswa menunjukkan sebagai berikut :
Tabel 14
Hasil rata-rata
Prosentase
Kategori
59,5
59,5 %
       Cukup berhasil.

Siklus II
Berdasarkan hasil siklus kedua diketahui bahwa:
·         Siswa dapat menentukan latar dan tema pada cerita pendek anak dan siswa     mulai konsentrasi penuh dalam pembelajaran.
·         Guru mulai menggunakan media dalam pembelajaran dan memberikan     motivasi terhadap kerja kelompok siswa sehingga siswa mulai aktif.
·         Hasil tes yang dicapai siswa menunjukkan sebagai berikut:
Tabel 15
Hasil rata-rata
Prosentase
Kategori
70,9
70,9 %
             Berhasil.

Siklus III
Berdasarkan hasil siklus ketiga diketahui bahwa :
·         Siswa mampu menceritakan kembali isi cerita pendek anak dengan lancar.
·         Guru menggunakan media pembelajaran audio visual (VCD) dan selalu     memberikan motivasi terhadap kerja kelompok sehingga siswa sangat aktif    dalam pembelajaran.
·         Hasil tes yang dicapai siswa menunjukkan sebagai berikut :
Tabel 16
Hasil rata-rata
Prosentase
Kategori
81,8
81,8 %
         Sangat berhasil.

a.    Pembahasan
Keberhasilan pembelajaran ditunjukkan dengan dikuasainya tujuan pembelajaran oleh siswa. Salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran adalah faktor kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang efektif tidak dapat muncul dengan sendirinya tetapi guru harus menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal. Banyak peran yang harus dimainkan guru dalam upaya pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang efektif.
Dalam pembelajaran Matematika dengan materi operasi pembagian berbagai bentuk pecahan dilakukan proses perbaikan pembelajaran sebagai berikut :
a.       Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dimulai dari yang sederhana kepada     yang kompleks, dari yang mudah kepada yang sulit, yaitu dimulai dengan      memberikan penjelasan mengenai konsep pembagian pecahan yang     dilanjutkan dengan operasi pembagian bilangan asli dengan pecahan biasa    serta pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa .
b.      Untuk membantu siswa agar tidak verbalisme terhadap operasi pembagian    berbagai bentuk pecahan proses pembelajaran dimulai dari yang konkret     kepada yang abstrak yakni dengan menggunakan alat peraga batang      pecahan dan potongan karton yang bernilai pecahan yang dilanjutkan kepada      operasi pembagian pecahan.
c.       Dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap operasi pembagian berbagai      bentuk pecahan siswa diberikan latihan soal-soal pembagian pecahan.    Dengan mengerjakan soal-soal latihan tersebut siswa dapat terlibat secara aktif      dalam  belajar.      
Proses pelakasanaan perbaikan pembelajaran diatas sangat sesuai dengan implikasi dari teori sebagai berikut :
a.       Tabrani Rusyan (1993:22) yang menyatakan bahwa, “ Proses Belajar    Mengajar harus berlangsung dari yang sederhana meningkat kepada yang      kompleks, dari yang mudah kepada yang sulit”. Selain itu beliau berpendapat bahwa : “ Pelaksanaan latihan dan ulangan akan memperkuat hasil belajar, sebaliknya tanpa latihan dan ulangan maka hasil belajar akan hilang atau melemah”.
b.      Jean Piaget (Abin Syamsudin, 2006:1.8) yang mengisyaratkan bahwa,  “Kemampuan berpikir anak dengan orang dewasa itu berbeda.”  Implikasinya     berarti bahwa sekuensi (urutan) bahan pembelajaran dan metode pembelajaran      harus menjadi perhatian utama. Anak akan sulit memahami bahan pelajaran      jika sekuensi bahan pelajaran itu loncat-loncat. Bagi anak SD pengoperasian      suatu bilangan harus menggunakan benda-benda nyata, karena tahap      perkembangan berpikir mereka baru mencapai operasi konkret.
c.       Wisnubrata Hendrojuwana (1990) menyatakan bahwa, “ Experiential    learning merupakan suatu urutan peristiwa satu atau lebih tujuan belajar yang     ditetapkan, yang mensyaratkan keterlibatan siswa secara aktif pada salah satu    hal yang dipelajari.”  Pelajaran disajikan, diilustrasikan, disoroti, dan idukung     melalui keterlibatan siswa. Prinsip utama experiential learning ini adalah     seseorang belajar paling baik apabila ia melakukannya.
    
Sedangkan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi Cerita Pendek Anak dengan tujuan mengidentifikasi unsur-unsur cerita yang dilakukan adalah:
a.       Pada kegiatan awal yang dilakukan adalah mengkondisikan siswa pada situasi      belajar yang kondusif.
b.      Agar dalam proses pembelajaran siswa berkonsentrasi penuh dilakukan      motivasi terhadap belajar siswa .
c.       Menggunakan dan mengoptimalkan kerjasama dalam kerja kelompok siswa.     Siswa perlu mengembangkan hubungan antar personal yang memberikan     dukungan belajar dalam kerja kelompok. Hubungan antar personal dalam kerja kelompok diperlukan agar siswa merasa terkait dan berhubungan dengan     siswa lain dalam suasana saling percaya, saling menghargai dan saling memperhatikan . Disamping itu hubungan antar personal dalam kerja     kelompok juga memberikan kesempatan kepada siswa melatih kemandirian,     membuat keputusan sendiri dan berani menyatakan pendapat.
d.      Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran cerita pendek diatas     adalah media audio visual (VCD). Media ini dapat membantu proses     pembelajaran yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan     sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan sempurna.
Sistem pelaksanaan perbaikan pembelajaran tersebut sangat sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh :
a.       Rogers (Anthony J. Sutich dan Miles A Vich, 1969) yang menyatakan bahwa:     “Dalam proses pembelajaran, guru berperan aktif dalam hal menciptakan      iklim kelas yang kondusif dan sikap positif terhadap pembelajaran.”
b.      Ames dan Archer (1987)  menyatakan bahwa: “Guru dapat merubah      (meningkatkan) motivasi belajar siswa dengan cara melakukan tindakan      tertentu di dalam kelas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.”
c.       Keller (1987) dengan teori expectancy value yang berpendapat bahwa:     “Motivasi yang di lihat dari usaha siswa merupakan fungsi dari harapan dan      penilaian.”  Expectancy value dikenal dengan model ARCS, yaitu :
·         Attention (perhatian). Sebaik apapun persiapan mengajar guru, bila siswa tidak ada perhatian, proses  pembelajaran tidak akan berjalan.
·         Relevance (kesesuaian). Berkenaan dengan aspek ini, guru mengaitkan. pembelajaran dengan kebutuhan minat siswa.
·         Confidence (rasa percaya diri). Dalam hal ini guru dituntut, untuk membantu siswa  mengembangkan keberhasilan dalam pembelajaran.
·         Satistaction (kepuasan). Berkenaan dengan aspek ini guru dituntut        mengusahakan motivasi intrinsik dan ekstrinsik pada siswa.
d.      Ornstein (1993) menyatakan bahwa, “ Dalam pembelajaran, faktor kunci yang akan mengembangkan dan memelihara motivasi siswa adalah pengajaran yang baik serta guru yang mengusahakan pengembangan pribadi dan sosial siswa      secara total.”
e.       Mangun Wijaya (1998) berpendapat bahwa : “Kelas harus menjadi peristiwa     perjumpaan antar pribadi yang saling mengasihi dan kemitraan yang saling      memekarkan persaudaraan yang menggembirakan.”
f.       Penggunaan media diatas  sesuai dengan lembaga persatuan pendidikan yang      bernama Association for Education and Comunication Technology  (1993)     yang menyatakan bahwa media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk     proses penyaluran informasi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar